Kamis, 06 Juni 2013

Efek Samping Obat

Efek samping obat (ESO) adalah efek merugikan yang timbul dari pemakaian obat pada dosis yang diperbolehkan atau lazim dipergunakan (dosis diantara dosis minimum efektif dan dosis maksimum efektif), efek samping obat ini juga sering disebut dengan istilah Adverse Drug Reactions (ADRs) atau side effects.
Jenis (tipe) efek samping obat ini ada 3, telah dibahas pada artikel sebelumnya, yaitu Efek samping tipe A dan efek samping tipe B dan tipe C. efek samping tipe A dipengaruhi seberapa banyak takaran dosis dan biasanya efek ini bisa diprediksi sejak awal contohnya mual, muntah, pusing dan sebagainya, sedangkan tipe B adalah efek samping yang tidak bisa diprediksi dan tidak tergantung dosis, contohnya hipersensitifitas, alergi, syok anafilaktik, dll. sedangkan tipe C efek sampingnya sulit dideteksi dan tidak diketahui penyebabnya, biasanya terjadi pada pemakaian obat jangka panjang.

Faktor Pendorong Terjadinya Efek Samping Obat
1. Terapi obat berganda (multiple drugs therapy)
Efek samping yang potensial terjadi akibat pasien menerima obata lebih dari 1 terkait penyakitnya, sehingga resiko terjadinya interaksi antar obat yang menyebabkan efek merugikan sangat tinggi, contohnya dalam resep ditemukan captopril dan Aspar-K, captopril meningkatkan kadar kalium dalam darah sehingga apabila   diminum bersamaan dengan suplemen aspar-K yang mengandung kalium akan menyebabkan hiperkalemia, dada pasien akan berdetak seperti genderan mau perang, hhee
2. Usia
Profil farmakokinetik dan farmakodinamik pasien pediatrik dan geriatrik berbeda dengan pasien dewasa, hal ini terkait fungsi dan perkembangan organ (fisiologi), pada pasien pediatrik (anak-anak dan balita) sistem organnya belum sempurna sehingga berpotensi terkena efek samping obat, sedangkan pada geriatrik (lansia), fungsi organnya telah menurun juga rentan mengalami efek samping obat, solusinya penyesuainya dosis dengan melakukan drug terapi TDM (Therapy Drug Monitoring ; dengan memantau kadar obat dalam darah)
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin menyebabkan perbedaan hormon dan jumlah komponen dalam tubuh seperti jumlah lemak, otot dsb, berdasarkan beberapa buku menyatakan wanita rentan terhadap efek samping obat, ketimbang pria, memang tidak selalu begitu, karna faktor terkait efek samping obat ini sangat banyak sehinggi tidak bisa digeneralisasi.
4. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan perubahan pada sistim Absorpsi-Distribusi-Metabolisme-Ekskresi, sehingga penurunan pada tiap sistim akan meningkatkan resiko terjadinya efek samping.
5. Perbedaan Etnik
Perbedaan etnik terkait dengan genetik juga, manusia beragam dan mempunyai perbedaan dalam bentuk dan fisiologi tubuh, sehingga faktor etnik ini juga berpengaruh, etnik tertentu sensitif terhadap obat tertentu namun etnik yang lain tidak sensitif, hal ini dapat terjadi.
6.Faktor Farmasi
Faktor formulasi, jenis sediaan akan mempengaruhi kerja obat & ketersediaan hayatinya, sehingga dalam hal ini faktor farmasi juga berpengaruh terhadap potensi timbulnya efek samping obat.

Tidak ada komentar:
Write komentar