Kamis, 27 Juni 2013

Terapi Farmakologi Hiperlipidemia dan Mekanisme Kerjanya

Obat hiperlipidemia, mekanisme Sequestran asam empedu, HMG-CoA reduktase inhibitor,  Niasin (Asam nikotinat), Derivat Fibrat
1)      Sequestran asam empedu
Mekanisme kerjanya mengikat asam empedu dan kolesterol intestinal dan diekskresi melalui feses, memacu sintesis asam empedu dari kolesterol hepar. Obat ini tidak di absorbsi, maka menimbulkan Efek Samping Obat ESO yang berkaitan dengan gastro intestinal (nausea, vomiting, konstipasi), flatulen yang akan hilang setelah obat diberikan kontinyu. Contoh obat : kolesteramin dan kolestipol.
2)      HMG-CoA reduktase inhibitor
Obat yang mencegah sintesis kolesterol dengan menghambat pembentukan asam mevalonat yang merupakan prekursor kolesterol, dan menghambat enzim HMG-CoA yang berperan dalam sintesis kolesterol tersebut. Efek obat ini terlihat setelah 2 minggu pengobatan dan maksimal 6 minggu pengobatan, efek kombinasi dengan resin lebih baik jika dibandingkan digunakan tunggal.
            Mempengaruhi metabolisme lemak pada banyak jaringan menyebabkan ESO lebih banyak (mialgia, kelelahan otot, SGPT, dan SGOT naik), ESO lainnya sakit kepala, dizziness, merubah rasa, insomnia, diare, flatulen, dan kram lambun. Contoh obat : lovastatin, atrovastatin, simvastatin, pravastatin, dan fluvastatin.
3)      Niasin (Asam nikotinat)
Vitamin yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Dalam dosis tinggi menurunkan kadar plasma dari LDL dan VLDL, menghambat metabolisme lemak, dan menstimulasi lipoprotein lipase, akibatnya terjadi peningkatan penguraian trigliserida (TG). Efek menurunkan lipid tercapai setelah 3-5 hari pengobatan. ESO nya antara lain nausea, vomiting, vasodilatasi dan menaikkan kadar asam urat. Contoh obat : niasin.
4)      Derivat Fibrat
Obat ini dapat menurunkan trigliserida (TG), VLDL, dan untuk gemfibrozil, dan menaikkan HDL.. obat ini untuk trigliserida yang tidak responsif dengan diet, bukan untuk hiperkolesterolemia. Contoh obat : gemfibrozil, klofibrat, dan fenofibrat.

Sabtu, 15 Juni 2013

Drug Related Problem (DRP)

Drug Related Problem (DRP) atau masalah terkait obat adalah bagian dari asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) yang menggambarkan suatu keadaan, dimana profesional kesehatan (apoteker) menilai adanya ketidaksesuaian pengobatan dalam mencapai terapi yang sesungguhnya (Hepler, 2003)
DRP dibagi menjadi 2 : actual dan potensial, DRP actual adalah masalah yang terjadi seketika saat pasien menggunakan obat (misalkan alergi dll), dan DRP potensial adalah masalah yang akan terjadi pada saat setelah penggunaan obat (misalnya kerusakan hati, ginjal, dsb). Ada 8 jenis Drug Related Problem, yaitu :
1. Indikasi yang tidak ditangani (Untreated Indication)
Ada indikasi penyakit/keluhan pasien yang belum ditangani dalam resep tersebut, misalnya pasien mengeluh nyeri di persendian, sedang dalam resep tersebut tidak ada obat untuk mengatasi masalah nyeri tersebut.
2. Pilihan Obat yang Kurang Tepat (Improper Drug Selection)
Pemilihan obat dalam resep kurang tepat (salah obat) dan beresiko, misalnya pasien demam dikasih antibiotik rifampisin, ini jelas pemilihan bat salah. atau obat yang dipilih memiliki kontraindikasi atau perhatian (caution) terhadap pasien.
3. Penggunaan Obat Tanpa Indikasi (Drug Use Without Indication)
Obat yang ada dalam resep, tidak sesuai dengan indikasi keluhan penyakit pasien.
4. Dosis Terlalu Kecil (Sub-Therapeutic Dosage)
Dosis obat yang diberikan dalam dosis tersebut terlalu kecil, sehingga efek terapi tidak memadai untuk mengobati penyakit pasien.
5. Dosis Terlalu Besar (Over Dosage)
Dosis yang diberikan dalam resep terlalu besar, diatas dosis maksimum, hal ini dapat berakibat fatal.
6. Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (Adverse Drug Reactions)
Obat yang diberikan memberikan efek samping yang memberatkan kondisi pasien, misalnya captopril menyebabkan batuk yang mengganggu (efek samping ini tidak selalu terjadi, karena sensitifitas setiap orang berbeda-beda).
7. Interaksi Obat (Drug Interactions)
Obat-obatan dalam resep saling berinteraksi seperti warfarin dan vitamin K bersifat antagonis, atau obat dengan makanan semisal susu dan tetrasiklin membentuk khelat/kompleks yang tidak bisa diabsorpsi.
8. Gagal Menerima Obat (Failure to receive medication)
Obat tidak diterima pasien bisa disebabkan tidak mempunyai kemampuan ekonomi, atau tidak percaya dan tidak mau mengkonsumsi obat-obatan. atau bisa juga disebabkan obat tidak tersedia di apotek sehingga pasien tidak dapat memperoleh obat.

Dengan adanya DRP diharapkan seorang apoteker menjalankan perannya dengan melakukan screening resep untuk mengetahui ada atau tidaknya DRP, serta melakukan konseling pada pasien tersebut agar masalah terkait penggunaan obat dapat diatasi dan pasien dapat mengerti tentang pengobatannya yang bermuara pada meningkatnya kepatuhan pasien dalam pengobatan yang teratur. Hayo jalankan peranmu apoteker, tunggu apa lagi :D

Kamis, 06 Juni 2013

Efek Samping Obat

Efek samping obat (ESO) adalah efek merugikan yang timbul dari pemakaian obat pada dosis yang diperbolehkan atau lazim dipergunakan (dosis diantara dosis minimum efektif dan dosis maksimum efektif), efek samping obat ini juga sering disebut dengan istilah Adverse Drug Reactions (ADRs) atau side effects.
Jenis (tipe) efek samping obat ini ada 3, telah dibahas pada artikel sebelumnya, yaitu Efek samping tipe A dan efek samping tipe B dan tipe C. efek samping tipe A dipengaruhi seberapa banyak takaran dosis dan biasanya efek ini bisa diprediksi sejak awal contohnya mual, muntah, pusing dan sebagainya, sedangkan tipe B adalah efek samping yang tidak bisa diprediksi dan tidak tergantung dosis, contohnya hipersensitifitas, alergi, syok anafilaktik, dll. sedangkan tipe C efek sampingnya sulit dideteksi dan tidak diketahui penyebabnya, biasanya terjadi pada pemakaian obat jangka panjang.

Faktor Pendorong Terjadinya Efek Samping Obat
1. Terapi obat berganda (multiple drugs therapy)
Efek samping yang potensial terjadi akibat pasien menerima obata lebih dari 1 terkait penyakitnya, sehingga resiko terjadinya interaksi antar obat yang menyebabkan efek merugikan sangat tinggi, contohnya dalam resep ditemukan captopril dan Aspar-K, captopril meningkatkan kadar kalium dalam darah sehingga apabila   diminum bersamaan dengan suplemen aspar-K yang mengandung kalium akan menyebabkan hiperkalemia, dada pasien akan berdetak seperti genderan mau perang, hhee
2. Usia
Profil farmakokinetik dan farmakodinamik pasien pediatrik dan geriatrik berbeda dengan pasien dewasa, hal ini terkait fungsi dan perkembangan organ (fisiologi), pada pasien pediatrik (anak-anak dan balita) sistem organnya belum sempurna sehingga berpotensi terkena efek samping obat, sedangkan pada geriatrik (lansia), fungsi organnya telah menurun juga rentan mengalami efek samping obat, solusinya penyesuainya dosis dengan melakukan drug terapi TDM (Therapy Drug Monitoring ; dengan memantau kadar obat dalam darah)
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin menyebabkan perbedaan hormon dan jumlah komponen dalam tubuh seperti jumlah lemak, otot dsb, berdasarkan beberapa buku menyatakan wanita rentan terhadap efek samping obat, ketimbang pria, memang tidak selalu begitu, karna faktor terkait efek samping obat ini sangat banyak sehinggi tidak bisa digeneralisasi.
4. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan perubahan pada sistim Absorpsi-Distribusi-Metabolisme-Ekskresi, sehingga penurunan pada tiap sistim akan meningkatkan resiko terjadinya efek samping.
5. Perbedaan Etnik
Perbedaan etnik terkait dengan genetik juga, manusia beragam dan mempunyai perbedaan dalam bentuk dan fisiologi tubuh, sehingga faktor etnik ini juga berpengaruh, etnik tertentu sensitif terhadap obat tertentu namun etnik yang lain tidak sensitif, hal ini dapat terjadi.
6.Faktor Farmasi
Faktor formulasi, jenis sediaan akan mempengaruhi kerja obat & ketersediaan hayatinya, sehingga dalam hal ini faktor farmasi juga berpengaruh terhadap potensi timbulnya efek samping obat.

Selasa, 04 Juni 2013

Diuretik Untuk Pengobatan Hipertensi

Hipertensi, Mekanisme obat diuretik, Efek samping obat diuretik, dan nama sediaan obat diuretik

Penggunaan obat diuretik untuk pengobatan hipertensi

Apa itu hipertensi?

Hipertensi adalah suatu kondisi yang ditandai peningkatan tekanan darah pada suatu level tertentu (sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg) dalam 3 kali pengukuran selang 3 minggu, jadi kalau 1x pengukuran belum bisa dikatakan hipertensi.
Mekanisme kerja obat
Bagaimana mekanisme obat anti hipertensi golongan diuretik ini?
dengan cara meningkatkan volume urin (air seni) sehingga garam dalam urin dapat dibuang beserta urinnya karna kita ketahui bahwa garam dapat meningkatkan tekanan darah,  diuretik juga menyebabkan volume urin jadi berkurang, sehingga volume cairan darah dalam tubuh berkurang yang berimplikasi pada penurunan tekanan darah.

Bagaimana seharusnya menggunakannya?
Diuretik biasanya digunakan 1 x sehari pada pagi hari, jangan digunakan pada malam hari karna dapat mengganggu tidur karna efek obat yang menyebabkan kita akan sering buang air kecil, gak lucu juga bukan kalau kita tidur terus bangun secara berulang kali untuk buang air kecil berkali-kali.

Apa efek sampingnya?
Efek sampingnya dapat menyebabkan gout pada orang-orang yang mempunyai kecenderungan memiliki kadar asam urat yang tinggi. pada dosis yang lebih tinggi diuretik dapat menyebabkan badan lesu, letih, kurang bertenaga, gangguan keseimbangan kimiawi dalam darah.
Diuretik juga dapat mengeliminasi kalium dalam jumlah yang besar, ssedangkan kalium dibutuhkan untuk keseimbangan elektrolit tubuh dan diperlukan untuk membantu kontraksi jantung, hati-hati bila terjadi hipokalemia, cara mengatasinya bisa diberikan suplemen kalium untuk menambah jumlah kalsium dalam darah. bila terjadi kemerahan pada kulit bisa berkemungkinan disebabkan oleh obat diuretik

Nama sediaan :
Bendrofluazid (bendroflumetazid, corzid), Klortalidon (Hygroton, tenoret), Hidroklortiazid, Metolazon, Xipamid, Furosemid (farsix, impugan, lasix, furosix, uresix), Bumetamid, Torasemid, Amilorid, Spironolakton (carpiaton, letonal), Manitol, Asetazolamid.

Semoga informasinya dapat memberi tambahan ilmu ya sobat IF, terimakasih atas kunjungannya :D

Sumber : Panduan Penggunaan Obat

Minggu, 02 Juni 2013

Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)

Ilmu Farmasi : Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh serta Contoh Soal Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body Surface Area : BSA) atau Dosage Calculations Based on Body Surface Area. 

Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan dosis yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan terutama untuk pasien pediatrik/anak-anak. rumus perhitungan dosis
BSA merupakan turunan dari rumus Du bois and Du Bois. okeh mari kita cek langsung sobat IF
Rumus :
 Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus CROWFORD-TERRY-ROURKE dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian dari dosis dewasa ke dosis anak-anak, Dosis Perkiraan Konversi = Luas Permukaan Tubuh (LPT) Anak/ LPT Dewasa x Dosis Dewasa, Seperti dibawah ini :

Contoh Soal :
R/ Ketoprofen  50 mg
     m.f pulv in caps No. IX
     S 3 dd 1
     Pro : Fafa
     Tinggi : 105 cm
     Bobot : 29
     Umur : 5,5 tahun
Jawab :
Berdasar dari pasien dalam resep ini masih tergolong anak/balita maka  kita melakukan penyesuaian dosis, yang pertama kita lakukan melihat literatur (misal di buku Obat-Obat Penting hal.859, dosis lazim dewasa ketoprofen adalah 2-4 dd 50 mg), sehingga dapat kita lakukan penghitungan BSA dengan memasukkan kedalan 2 rumus yang diatas :
                             = 0,92

Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus Dosis penyesuaian BSA :

                                                                       = 26,5 mg dosis sekali pakai untuk anak tersebut

NB : NB ini diabaikan saja kalau membuat bingung, tinggal ikuti saja rumus pada perhitungan diatas sudah cukup. namun jika sejawat sekalian ingin mendalam tntang sedikit perbedaan pada rumus perhitungan dosis perkiraan berdasarkan berat badan LPT Du Dois and Du Bois dan LPT farmakologi UI, perbedaan terletak pada angka pembagi pada dosis perkiraan, Du Bois menggunakan angka 1,73, sedangkan farmakologi UI tahun 1968 menggunakan angka pembagi 1,75, selebihnya rumusnya sama. tapi gak perlu bingung sobat IF, mau menggunakan rumus Du Bois yang ini atau ikut rumus farmakologi UI tahun 1968, itu terserah pertimbangan masing2, perbedaannya hanya sedikit. Baiklah, semoga dengan artikel perhitungan ini, sobat IF bisa memahami dan mengerti dengan baik, makasi atas kunjungannya :D

9 Stars Of Pharmacist

Ilmu Farmasi : 7 Stars Farmasi + 2 poin,  9 Stars Farmasi, Seven Stars Farmasi.
7 Stars Of Pharmacist adalah istilah yang diungkapkan World Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi 9 stars farmasi. oke baiklah sobat IF, langsung saja, 9 stars farmasi antara lain
1. Care-Giver
Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), konseling, konsultasi, screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas kefarmasian lainnya.
2. Decision-Maker
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yg signifikan, serta keputusan2 lainnya yg bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.
3. Communicator
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya.
4. Manager
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani dg optimal dan produktif dalam hal kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF), manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain.
5. Leader
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya.
6. Life-Long Learner
Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan.
7. Teacher
Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi.
8. Research
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik).
9. Entrepreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat dan lai lainnya.

Maaf jika ada kekeliruan, Informasi ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Semoga 9 stars farmasi dapat membuka cakrawala pemikiran kita. peran kita sebagai seorang farmasi/apoteker sangat besar dan luas, sekarang tinggal bagaimana kita mengembangkan dan meningkatkan kompetensi diri agar ke-9 poin diatas bisa kita jalankan dengan baik, hayo semangat sobat dan sejawat sekalian, Yakin Diri, Kita Bisa :D

Sabtu, 01 Juni 2013

Sejarah Ilmu Farmasi (Lengkap)

Arikel ini Membahas tentang Sejarah Farmasi, The History Of Pharmacy, Sejarah Ilmu Farmasi, sejarah dan perkembangan ilmu farmasi. oke sobat IF, ini merupakan penggalan dari artikel ilmu farmasi, biar lebih khusus jadi saya buat entry khusus sejarah farmasi, sebelumnya saya juga pernah mempost artikel tentang :
1. Ilmu Farmasi
2. Cabang Ilmu Farmasi
3. Sejarah Ilmu Farmasi I
4. Sejarah Ilmu Farmasi II
5. Blog Ilmu Farmasi.
Untuk kali ini artikel sejarah farmasinya lebih lengkap dari yang sebelumnya, oke, langsung saja.

1. Zaman Permulaan
Suatu zaman yang sangat awal, belasan maupun puluhan abad sebelum masehi. Alam lebih dahulu tercipta dari manusia, alam menyediakan berbagai sumber hayati, hewani serta mineral mineral serta zat kimiawi lainnya yang pada akhirnya akan dimanfaatkan oleh manusia. pada masa
zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia dan penyakit adalah 2 hal yg berkait, dulu untuk mengobati   penyaki mereka menggunakan insting dalam mengobati penyakit misal luka manusia membubuhkan daun-daun segar diatas luka, atau menutupinya dengan lumpur, mereka melakukan pencarian obat secara acak, dan ini merupakan awal mula pngetahuan dan ilmu farmasi.
Selanjutnya penemuan arkeologi mengenai tulisan-tulisan mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan catatan-catatan yang disebut 'Papyrus Ebers', papyrus ebers ini merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep, disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis,biji jarak (castrol), anisi dll serta mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. 
Dokumen ini ditemukan george ebers, seorang ahli sejarah mesir berkebangsaan jerman. sekarang dokumen ini disimpan di universitas of leipzig, Jerman.
2. Awal masehi
Sejarah farmasi dan kedokteran juga dipengaruhi tokoh tokoh seperti hippocrates (450-370 SM), Dioscorides (abad ke-1 M), dan Galen (120-130 M)
Hippocrates (450-370 SM) merupakan seorang dokter yunani yang dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat sistematika dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu kedokteran.
Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani yang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu-tumbuh tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karyanya berupa De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan ilmu farmakognosi. obat obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon..
Galen (120-130 M), seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani berkewarganegaraan romawi, yang menciptakan suatu sistim pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti selama 1500 tahun, dia merupakan pengarang buku terbanyak dizamannya, ia telah meraih penghargaan untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. hasil karyanya dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara pencampuran dsb, sekarang lazim disebut farmasi 'galenik'.

3. Abad kegemilangan Farmasi di peradaban Arab-Islam
Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan kemajuan dibidang pengetahuan termasuk farmasi di barat mengalami kemunduran, dikenal dengan abad kegelapan (Dark Age).
Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan turunnya Al-Qur'an seiiring dengan kemajuan bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu, dimana ilmuan ilmuan islam berpatokan pada Al-Qur'an dan Metode pengobatan nabawi (Nabi), disamping penelitian dan pengembangan lainnya.
Mulai Abad ke-9 terus berkembang hingga abad ke-13 melalui berbagai karya asli dan terjemahan, dunia arab telah menjembatani ilmu yang menghubungkan yunani dengan dunia farmasi modern saat sekarang ini. Puncak sumbangan dunia Arab-islam dalam perkembangan farmasi dapat dikatakan  ketika adanya suatu panduan praktek kefarmasian pada tahun 1260 yang disusun oleh seorang ahli kefarmasian berpengalaman dari mesir (Abu'l-Muna Al-Kohen al-Attar), dalam panduan praktek kefarmasian tersebut attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek atau seni dalam meracik obat, yang sebagiab besar juga menguraikan etika farmasis sebagai profesi kesehatan. Ilmuan Farmasi yang terkenal pada zaman ini antara lain :Yuhanna bin Masawayah (777-875), Abu Hasan Ali Bin Sahl Rabban Al-tabari (808), Sabur bin Sahl, Zayd Hunayn bin Ishaq al ibadi (809-873), dan lain lainnya.
Pembahasan mengenai abad kegemilangan farmasi didunia Arab akan dibahas pada artikel selanjutnya.

4. Menjelang Abad pertengahan dan Abad ke 20
Seiring meningkatnya jenis obat-obatan, rumitnya ilmu mengenai obat dan penanganan serta penggunaannya, yang dulunya pekerjaan ini masih dipelajari dan dikerjakan dalam kedokteran. Pada tahun 1240 raja  jerman frederick II secara resmi memisahkan ilmu farmasi dari kedokteran, sehingga sekarang dikenal ilmu farmasi dan ilmu kedokteran.
Tokoh selanjutnya yang berpengaruh adalah Philippus Aureolus Theopharastus Bombastus von hoheaheim, panjang dan ribet namanya hahaha, ia juga dikenal dengan nama paracelcus (1493-1542 M) seorang dokter dan ahli kimia, yang merubah paradigma ilmu farmasi yang mulanya berdasarkan ilmu tumbuhan menjadi profesi yang berkaitan erat dengan ilmu kimia, paracelcus juga berhasil menyiapkan obat kimiawi yang dipakai sebagai obat internal untuk melawan penyakit tertentu.
Menjelang abad ke-20 Penelitian farmasi awal mulai banyak dilakukan :
Karl Wilhelm (1742-1786) seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel, dan asam benzoat serta menemukan oksigen.
Friedrick seturner merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil mengisolasi morpin dari opium, pada tahun 1805, seturner juga menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan lainnya juga.
Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842) menggabungkan keahlian mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari sinkona.
Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) mengisolasi kafein dan robiquet sendiri memisahkan kodeina dari opium. secara metode satu persatu zat kimia diisolasi dari tanaman, serta diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap aktifitas medis tanamannnya. dieropa abad ke18 dan 19 M mereka berdua sangat dihargai karna kemampuannya. mereka juga menerapkan kemampuan ilmu farmasi pada pembuatan produk-produk obat yang mempunyai standar kemurnian, keseragaman, dan khasiat yang tinggi daripada yang sebelumnya dikenal. ekstraksi dan isolasi ini merupakan keberhasilan yang sangat besar dibidang sediaan yang dipekatkan, sehingga saat itu banyak ahli farmasi yang membuat sediaan obat dari tanaman meski dalam skala yang kecil.
Pada awal abad ke-19 obat diamerika umumnya diimpor dari eropa, walaupun banyak obat asli amerika yang berasal dari suku indian yang diambil oleh pendatang.
Seiring terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat, muncul 3 perusahaan farmasi pertama diketahui telah berdiri sebelum tahun 1826 dan 22 perusahaan muncul setengah abad kemudian. pada tahun 1821 sekolah farmasi pertama didirikan di philadelphia.


NB: Pembagian Masa sejarah Farmasi ini merupakan pemikiran admin sendiri, untuk memudahkan dalam memilah perkembangannya dari masa ke masa, pembagian masa ini sendiri mungkin di literatur tidak akan ditemui secara langsung.

Sumber :
Farmasetika Dasar
Pengantar Sediaan farmasi
Etika Farmasi Dalam Islam

Ilmu Farmasi

Ilmu farmasi berasal dari ilmu dan farmasi, ilmu adalah serangkaian pengetahuan berdasarkan teori yang diakui dalam kelompok ilmu tersebut dan memenuhi persyaratan objektif, methodis, sistematis dan universal, sedangkan farmasi berasal dari bahasa yunani 'pharmacon' yang arti katanya obat/guna-guna yang ditujukan untuk hal yang baik atau buruk. secara defenisi ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk obat dari berbagai aspek.
Ilmu farmasi memiliki banyak cabang ilmu antara lain farmasetika, teknologi farmasi, farmakologi, farmakologi klinik, farmakognosi, biofarmasi, farmakinetika, farmakodinamika, farmakoterapi, toksikologi, farmakoekonomi, farmasi fisika, kimia farmasi, biologi farmasi. dan ditunjang ilmu-ilmu lainnya.
Baca Juga Artikel :
1. Ilmu Farmasi (Halaman yang saat ini dibuka)
2. Cabang Ilmu Farmasi

3. Sejarah Ilmu Farmasi I (Halaman yang saat ini dibuka)
4. Sejarah Ilmu Farmasi II
5. Blog Ilmu Farmasi

Baiklah sobat IF, mari kita telusuri sejarah dan perkembangan ilmu farmasi :
1. Zaman Permulaan
Suatu zaman yang sangat awal, belasan maupun puluhan abad sebelum masehi. Alam lebih dahulu tercipta dari manusia, alam menyediakan berbagai sumber hayati, hewani serta mineral mineral serta zat kimiawi lainnya yang pada akhirnya akan dimanfaatkan oleh manusia. pada masa 
zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia dan penyakit adalah 2 hal yg berkait, dulu untuk mengobati   penyaki mereka menggunakan insting dalam mengobati penyakit misal luka manusia membubuhkan daun-daun segar diatas luka, atau menutupinya dengan lumpur, mereka melakukan pencarian obat secara acak, dan ini merupakan awal mula pngetahuan dan ilmu farmasi.

Selanjutnya penemuan arkeologi mengenai tulisan-tulisan mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan catatan-catatan yang disebut 'Papyrus Ebers', papyrus ebers ini merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep, disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis,biji jarak (castrol), anisi dll serta mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. 
Dokumen ini ditemukan george ebers, seorang ahli sejarah mesir berkebangsaan jerman. sekarang dokumen ini disimpan di universitas of leipzig, Jerman.
2. Awal masehi
Sejarah farmasi dan kedokteran juga dipengaruhi tokoh tokoh seperti hippocrates (450-370 SM), Dioscorides (abad ke-1 M), dan Galen (120-130 M)
Hippocrates (450-370 SM) merupakan seorang dokter yunani yang dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat sistematika dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu kedokteran.

Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani yang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu-tumbuh tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karyanya berupa De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan ilmu farmakognosi. obat obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon..
Galen (120-130 M), seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani berkewarganegaraan romawi, yang menciptakan suatu sistim pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti selama 1500 tahun, dia merupakan pengarang buku terbanyak dizamannya, ia telah meraih penghargaan untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. hasil karyanya dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara pencampuran dsb, sekarang lazim disebut farmasi 'galenik'.
3. Abad kegemilangan Farmasi di peradaban Arab-Islam
Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan kemajuan dibidang pengetahuan termasuk farmasi di barat mengalami kemunduran, dikenal dengan abad kegelapan (Dark Age).
Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan turunnya Al-Qur'an seiiring dengan kemajuan bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu, dimana ilmuan ilmuan islam berpatokan pada Al-Qur'an dan Metode pengobatan nabawi (Nabi), disamping penelitian dan pengembangan lainnya.
Mulai Abad ke-9 terus berkembang hingga abad ke-13 melalui berbagai karya asli dan terjemahan, dunia arab telah menjembatani ilmu yang menghubungkan yunani dengan dunia farmasi modern saat sekarang ini. Puncak sumbangan dunia Arab-islam dalam perkembangan farmasi dapat dikatakan  ketika adanya suatu panduan praktek kefarmasian pada tahun 1260 yang disusun oleh seorang ahli kefarmasian berpengalaman dari mesir (Abu'l-Muna Al-Kohen al-Attar), dalam panduan praktek kefarmasian tersebut attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek atau seni dalam meracik obat, yang sebagiab besar juga menguraikan etika farmasis sebagai profesi kesehatan. Ilmuan Farmasi yang terkenal pada zaman ini antara lain :Yuhanna bin Masawayah (777-875), Abu Hasan Ali Bin Sahl Rabban Al-tabari (808), Sabur bin Sahl, Zayd Hunayn bin Ishaq al ibadi (809-873), dan lain lainnya.
Pembahasan mengenai abad kegemilangan farmasi didunia Arab akan dibahas pada artikel selanjutnya.
4. Menjelang Abad pertengahan dan Abad ke 20
Seiring meningkatnya jenis obat-obatan, rumitnya ilmu mengenai obat dan penanganan serta penggunaannya, yang dulunya pekerjaan ini masih dipelajari dan dikerjakan dalam kedokteran. Pada tahun 1240 raja  jerman frederick II secara resmi memisahkan ilmu farmasi dari kedokteran, sehingga sekarang dikenal ilmu farmasi dan ilmu kedokteran.
Tokoh selanjutnya yang berpengaruh adalah Philippus Aureolus Theopharastus Bombastus von hoheaheim, panjang dan ribet namanya hahaha, ia juga dikenal dengan nama paracelcus (1493-1542 M) seorang dokter dan ahli kimia, yang merubah paradigma ilmu farmasi yang mulanya berdasarkan ilmu tumbuhan menjadi profesi yang berkaitan erat dengan ilmu kimia, paracelcus juga berhasil menyiapkan obat kimiawi yang dipakai sebagai obat internal untuk melawan penyakit tertentu.
Menjelang abad ke-20 Penelitian farmasi awal mulai banyak dilakukan :
Karl Wilhelm (1742-1786) seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel, dan asam benzoat serta menemukan oksigen.
Friedrick seturner merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil mengisolasi morpin dari opium, pada tahun 1805, seturner juga menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan lainnya juga.
Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842) menggabungkan keahlian mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari sinkona.
Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) mengisolasi kafein dan robiquet sendiri memisahkan kodeina dari opium. secara metode satu persatu zat kimia diisolasi dari tanaman, serta diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap aktifitas medis tanamannnya. dieropa abad ke18 dan 19 M mereka berdua sangat dihargai karna kemampuannya. mereka juga menerapkan kemampuan ilmu farmasi pada pembuatan produk-produk obat yang mempunyai standar kemurnian, keseragaman, dan khasiat yang tinggi daripada yang sebelumnya dikenal. ekstraksi dan isolasi ini merupakan keberhasilan yang sangat besar dibidang sediaan yang dipekatkan, sehingga saat itu banyak ahli farmasi yang membuat sediaan obat dari tanaman meski dalam skala yang kecil.
Pada awal abad ke-19 obat diamerika umumnya diimpor dari eropa, walaupun banyak obat asli amerika yang berasal dari suku indian yang diambil oleh pendatang.
Seiring terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat, muncul 3 perusahaan farmasi pertama diketahui telah berdiri sebelum tahun 1826 dan 22 perusahaan muncul setengah abad kemudian. pada tahun 1821 sekolah farmasi pertama didirikan di philadelphia.

NB: Pembagian Masa sejarah Farmasi ini merupakan pemikiran admin sendiri, untuk memudahkan dalam memilah perkembangannya dari masa ke masa, pembagian masa ini sendiri mungkin di literatur tidak akan ditemui secara langsung.

Sumber :
Farmasetika Dasar
Pengantar Sediaan farmasi
Etika Farmasi Dalam Islam

Cabang Ilmu Farmasi

Cabang Ilmu Farmasi, antara lain farmasetika, teknologi farmasi, farmakologi, farmakologi klinik, farmakognosi, biofarmasi, farmakinetika, farmakodinamika, farmakoterapi, toksikologi, farmakoekonomi, farmasi fisika, kimia farmasi, biologi farmasi. dan ditunjang ilmu-ilmu lainnya.
Baca Juga Artikel :
1. Ilmu Farmasi
2. Cabang Ilmu Farmasi (Halaman yang saat ini dibuka)
3. Sejarah Ilmu Farmasi I
4. Sejarah Ilmu Farmasi II
5. Blog Ilmu Farmasi 
Baiklah sobat, tanpa basa basi, check it out :
1. Farmasetika
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari seni dalam membuat/meracik obat
sehingga dihasilkan suatu bentuk sediaan yang dapat diberikan dan digunakan oleh pasien, farmasetika mencakup ilmu dan teknologi pembuatan sediaan.
2. Teknologi Farmasi
Teknologi Farmasi adalah ilmu yang mempelajari teknik dan prosedur pembuatan obat skala industri farmasi, mencakup seluruh prinsip kerja, perawatan/pemeliharaan alat/sarana/fasilitas produksi sesuai dengan ketentuan cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
3. Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap sistim fisiologi organisme
4. Farmakologi klinik
Farmakologi klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat dan pengobatan terhadap manusia.
5. Farmakognosi
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tanaman, mineral, dan hewan serta zat aktifnya yang memiliki kegunaan sebagai obat.
6. Biofarmasi
Biofarmasi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap efek terapetik obat.
7. Farmakokinetika
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari perjalanan obat didalam tubuh, mulai dari absorpsi. distribusi, metabolisme dan eksresi. nasib obat didalam tubuh.
8. Farmakodinamika
Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari aktivitas obat pada reseptor tubuh, mencakup cara/mekanisme kerja, pengaruh fisiologi serta terapeutik obat.
9. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan suatu obat dalam terapi/pengobatan suatu penyakit.
10. Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek toksik obat terhadap tubuh, toksikologi termasuk dalam kajian kelompok farmakodinamika.
11. Farmakoekonomi
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mempelajari rasio efisiensi biaya secara ekonomi terhadap efektivitas suatu obat.
12. Farmasi Fisika
Farmasi Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya, misalnya spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi.
13. Kimia Farmasi
Kimia Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat.
14. Biologi Farmasi
Biologi Farmasi adalah Ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kehidupan organisme yang mempengaruhi kehidupan manusia Mempelajari morfologi, anatomi, dan taksonomi tumbuhan dan hewan yang berhubungan dengan dunia kefarmasian.

Sumber :
Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi
Obat Obat Penting
www.fkunissula.ac.id/index.php?option=com_docman...‎..