Senin, 23 Juni 2014

Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri uv-sinar tampak, Spektroskopi uv-visible

Spektofometri UV sinar tampak adalah teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometer UV sinar tampak melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisi. Sehingga lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995:40).


Spektrofotometer UV sinar tampak merupakan alat yang dipakai untuk analisis kuantitatif dan kualitatif dengan pengukuran absorbansi yang digunakan untuk penetapan kadar bahan aktif. Alat ini terdiri dari sumber radiasi (lampu wolfram), monokromator, tempat untuk sampel (kuvet), detektor, dan rekorder (Krisnandi, 2002:52).


Prinsip kerja dalam spektrofotometri UV sinar tampak yaitu menggunakan sumber cahaya dari sinar UV dan sinar tampak dengan pengaturan berkas cahaya menggunakan monokromator. Berkas sinar selanjutnya masuk ke dalam sampel, sinar yang tidak diserap dan disebar oleh sampel akan masuk ke detektor dan akan diolah sehingga muncul nilai absorbansi pada layar (Fessenden, 1997:346).


Disusun: N. Linda R.D.

Kromatografi dan Kromatografi lapis tipis

Kromatografi, Kromatografi lapis tipis (KLT), Thin Layer Chromatograpy
                   (Gambar ilustrasi I)
A. Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fasa diam dan fasa gerak. Teknik kromatografi ini sudah berkembang dan telah digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai
macam komponen yang kompleks, baik komponen organik maupun komponen anorganik. Berdasarkan pada alat yang digunakan kromatografi dapat dibagi atas kromatografi kertas, Kromatografi lapis tipis (KLT), Kromatografi kolom, Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan Kromatografi gas (Gandjar & Rohman, 2012:323-324).
 
(Gambar ilustrasi II)
B. Kromatografi Lapis Tipis
KLT merupakan bentuk kromatografi planar yang fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat plastik. Kromatografi Lapis Tipis memiliki beberapa keuntungan dibanding teknik kromatografi lain diantaranya, KLT lebih mudah, murah, dan peralatannyapun lebih sederhana dibandingkan dengan kromatografi kolom (Gandjar & Rohman, 2012:353).
Fasa diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap yang berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fasa diam dan semakin sempit kisaran ukuran fasa diam, maka semakin baik kinerja Kromatografi Lapis Tipis dalam hal efesiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa. Mekanisme utama pada KLT adalah partisi dan absorbsi. Lapisan tipis yang digunakan sebagai penjerap terbuat dari silika yang telah dimodifikasi. Pada fasa gerak KLT ini berupa satu pelarut atau lebih yang harus memliki kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan suatu teknik pemisahan yang sensitif (Gandjar & Rohman, 2012:354, 359).
Jarak yang ditempuh senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan bilangan Rf. Bilangan Rf diperoleh dengan mengukur jarak antara titik awal dan puncak bercak yang dihasilkan senyawa, kemudian dibagi dengan jarak antara titik awal dan garis depan (yaitu jarak yang ditempuh cairan pengembang). Bilangan Rf selalu berupa pecahan dan terletak antara 0,01 dan 0,99 (Harbone, 1996:11).


Disusun: N. Linda R.D.

Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

DPPH adalah suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada panjang gelombang maksimum 517 nm dan berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning (Kikuzaki, dkk., 2002:2161-2168).

Metode dengan pereaksi DPPH ini merupakan metode yang cepat, mudah, dan peka untuk digunakan sebagai metode uji aktivitas peredaman radikal bebas. Selain itu metode DPPH ini dapat digunakan pada sampel yang kecil atau sedikit. DPPH juga merupakan radikal bebas yang stabil dapat digunakan untuk menentukan sifat aktivitas peredaman radikal bebas suatu ekstrak (Hanani, 2005:130-131).

Metode uji aktivitas peredaman radikal bebas DPPH secara kualitatif dilakukan dengan cara menyemprotkan senyawa radikal bebas DPPH ini pada pelat KLT. Bercak kuning pada latar ungu menunjukkan adanya aktivitas peredaman radikal bebas (Nugraha, 2008:21).

Metode uji aktivitas peredaman radikal bebas DPPH secara kuantitatif dapat ditentukan harga IC50 berdasarkan grafik regresi linier yang diperoleh. IC50 merupakan suatu parameter dalam penentuan aktivitas antioksidan, berupa konsentrasi zat antioksidan yang efektif untuk menghambat 50% aktivitas radikal bebas DPPH. Nilai IC50 diambil dari persamaan grafik regresi linier antara persen inhibisi berdasarkan absorbansi sampel dengan blanko yang diukur dengan spektrofotometer cahaya tampak pada panjang gelombang 517 nm (Molyneux, 2003:213). 

Disusun: N. Linda R.D.




Antioksidan

Antioksidan atau Antioxidant
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (donor elektron) atau reduktan. Senyawa ini mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan
molekul yang sangat reaktif. Akibatnya kerusakan sel akan dihambat oleh adanya antioksidan (Winarsi, 2007:20)
Suatu fungsi yang sangat penting dari antioksidan adalah upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi. Didalam tubuh manusia mempunyai suatu antioksidan, tetapi tidak cukup kuat untuk berkompetisi dengan radikal bebas yang dihasilkan setiap harinya oleh tubuh sendiri. Kekurangan antioksidan ini diperlukan suatu asupan dari luar contoh baiknya dari sumber antioksidan terbaik yaitu vitamin A, C, E dan mineral-mineral seperti selenium dan seng (Winarsi, 2007:21).

Disusun: N. Linda R.D

Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya.
Senyawa radikal bebas bisa terbentuk didalam tubuh ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk  energi melalui proses metabolisme (Winarsi, 2007:12).
             Radikal bebas dapat terbentuk dari dalam tubuh (endogen) terbentuk dari sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein, karbohidrat, dan lemak pada mitokondria, proses inflamasi atau peradangan, reaksi antara logam transisi dalam tubuh. Sumber dari luar tubuh (eksogen) dapat berasal dari asap rokok, polusi lingkungan, radiasi, obat-obatan, pestisida, limbah industri, ozon, serta sinar ultraviolet (Langseth,  1995:215).

Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh dapat ditunjukkan oleh rendahnya aktivitas enzim antioksidan dan tingginya kadar malondialdehid (MDA) dalam plasma. Dengan menyikapi hal tersebut, maka apabila meningkatnya usia seseorang, sel-sel tubuh mengalami degenerasi, proses metabolisme terganggu dan respon imun juga menurun. Semua faktor ini dapat memicu munculnya penyakit-penyakit degeneratif. Oleh sebab itu tubuh sangat memerlukan suatu substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan merendam dampak negatifnya (Winarsi, 2007:19).

Disusun: N. Linda R.D.

Sifat Fisika Kimia Karotenoid

Sifat Fisika Kimia Karotenoid dan stabilitas betakaroten
A. Sifat fisika dan kimia senyawa karotenoid
Menurut Association of Vitamin Chemistry, London dalam Erawati (2006:7) secara umum karotenoid mempunyai sifat fisik dan kimia sebagai berikut:

a.         Larut dalam lemak
b.        Tidak larut dalam air
c.          Larut dalam aseton, alkohol, heksan, toluen, kloroform, petroleum eter, metanol dan etanol
d.        Sensitif terhadap oksidasi
e.         Stabil terhadap panas di dalam udara bebas oksigen
f.         Mempunyai spektrum serapan yang spesifik pada panjang gelombang diperkirakan antara 450-500 nm karena mempunyai kisaran warna dari kuning sampai merah.
1          B. Stabilitas β-karoten
            β-karoten sebagaimana karotenoid lain di alam, sebagian besar berupa hidrokarbon yang larut dalam lemak, serta berikatan dengan senyawa yang strukturnya menyerupai lemak. Adanya struktur ikatan rangkap pada molekul      β-karoten (11 ikatan rangkap pada 1 molekul beta karoten) menyebabkan bahan ini mudah teroksidasi ketika terkena udara. Menurut Walfford (1980) dalam Erawati (2006:8) oksidasi karotenoid akan lebih cepat dengan adanya sinar dan katalis logam, khususnya tembaga, besi dan mangan. Oksidasi dapat terjadi secara acak pada rantai karbon yang mengandung ikatan ganda.
            
            Disusun: N. Linda R.D.

Jenis Jenis dan Manfaat Karotenoid

A. Jenis-jenis karotenoid
Karotenoid terdapat 2 jenis yaitu :
a. Karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu diena).
Beberapa senyawa karotenoid yaitu α, β, γ karoten, likopen.
b. Xantofil merupakan karotenoid yang mengandung gugus hidroksil. Xantofil umum biasanya berupa monohidroksikarotena (misalnya lutein, rubixantin), dihidroksikarotena (zeaxantin), atau dihidro atau dihidroksiepoksikarotena (violaxantin). 

Karoten dan xantofil, kedua jenis karotenoid ini umumnya mengandung 40 karbon aktif yang terdiri dari 8 unit isopren. Keduanya tidak larut dalam air, tapi larut dalam alkohol, eter minyak bumi, aseton dan banyak pelarut organik lainnya. (Winarno, 1992:179-180).

B. Manfaat Karotenoid
Karotenoid berperan penting dalam pencegahan penyakit degeneratif, dengan cara mempertahankan fungsi sistem imun dan antioksidan. Karotenoid juga sebagai prekusor dari vitamin A yang dapat membantu proses penglihatan (winarsi, 2007:161). Asupan β-karoten dalam jumlah yang memadai mampu menghambat sel-sel kanker terutama serviks dan menghambat penyebarannya serta melindungi arteri dari penyumbatan yang disebabkan oleh endapan lemak (aterosklerosis) yang menjadi penyakit stroke (Waluyo, 2010:100).
Selain itu fungsi lain karotenoid adalah untuk mengatur fungsi-fungsi kekebalan tubuh (imunitas), melindungi dari proses penuaan seperti kulit kering keriput, rambut memutih, dan flek-flek diwajah dan beberapa jenis kanker               (Tapan, 2005:106).
Disusun : N. Linda R.D.

Karotenoid dan β-karoten

Karotenoid yaitu kelompok pigmen yang berwarna jingga, merah atau kuning. Senyawa ini ditemukan tersebar luas dalam tanaman, buah-buahan dan hewan (Harborne, 1996:158).
β-karoten merupakan salah satu dari 600 komponen karotenoid yang banyak ditemukan dalam tanaman.
Karotenoid merupakan senyawa isoprenoid C40 dan tetraterpenoid yang terdapat dalam plastida jaringan tanaman, baik yang melakukan fotosintesis maupun tidak (Winarsi, 2007:155).

Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan klorofil (9,3%), terutama pada bagian permukaan atas daun. Pada dedaunan yang hijau, selain klorofil terdapat juga karotenoid. Karotenoid juga terdapat dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam. Beberapa jenis karotenoid yang terdapat di alam dan bahan makanan adalah β-karoten (terdapat dalam berbagai buah-buahan yang kuning dan merah), likopen (tomat), dan biksin (annatis) (Winarno, 1992:178). 

Disusun: N. Linda R.D.

Kandungan dan Kegunaan Sawo Mentega

Kandungan dan Kegunaan Sawo Mentega (Pouteria campechiana)
A. Kandungan senyawa kimia
Bagian yang dapat dimakan hingga 70% dari berat buah. Hasil analisis kimia yang dilakukan di Kuba dan Filipina menunjukkan bahwa buah yang matang mengandung zat nutrisi per 100 g bagian yang dapat dimakan
sebagai berikut: air 57.2-60.6 gr, protein 1.7-2.5 gr, lemak 0.1-0.6 gr, karbohidrat 36.7-39.1 gr, fiber 0.1-7.5 gr, abu 0.6-0.9 gr, kalsium 26.5-40 mg, fosfor 30-30.3 mg, besi 0.9-1.1 mg, karoten 0.32 mg, thiamin 0.02-0.17 mg, riboflavin 0.01-0.03 mg, niasin 2.5-3.7 mg dan vitamin C 43-58 mg (Morton, 1992:258).

B. Kegunaan dan manfaat sawo mentega
Di Meksiko dan Kuba, bagian kulit buahnya digunakan sebagai obat penurun panas, dan daging buahnya bisa dimakan langsung, dijadikan selai untuk  mengoles roti, milkshakes, dan bisa dicampurkan kedalam es krim (Orwa, dkk., 2009:3).

Disusun : N. Linda R. D.

Sawo Mentega (Pouteria campechiana)

klasifikasi dan deskripsi Sawo Mentega (Pouteria campechiana), Alkesa, Campole, 
sawo walanda, canistel, egg-fruits atau yellow sapote, dan tiesa.
Klasifikasi tanaman buah sawo mentega menurut Cronquist  hal XIV-XV (1981) dan Takhtajan hal 211-212 (2009) adalah:
Kerajaan            
:
Plantae
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
:
Magnoliopsida
Anak kelas
:
Dilleniidae
Bangsa
:
Ebenales (Cronquist 1981:XIV-XV), Sapotales (Takhtajan, 2009:211-212)
Suku
:
Sapotaceae
Marga
:
Pouteria
Jenis
:
Pouteria campechiana (Kunth) Baehni
Sinonim
:
Lucuma nervosa (Morton, 1992:258)
Nama daerah   
:
Sawo mentega atau alkesa (Indonesia), campoleh atau sawo walanda (Sunda), canistel, egg-fruits atau yellow sapote (Inggris), dan tiesa atau canistel.
A. Klasifikasi dan deskripsi morfologi     
Bentuk hidup sawo mentega berupa pohon tegak tinggi 12-20 m, diameter batang 25-60 cm, kulit kayu bergaris atau berusuk, berwarna abu-abu cenderung hitam dengan tebal 4-5 mm, mempunyai banyak getah
berwarna putih, percabangan utama horizontal, daun berada diujung cabang, lonjong kira-kira     6-25 x 2,5-8 cm dengan warna hijau terang mengkilap dengan bentuk meruncing keujung kedua ujungnya. panjang tangkai 5-25 cm, perbungaan dibawah daun, mengelompok, wangi, panjang tangkai bunga 5-12 mm, helai kelopak bunga 5, mahkota bunga 10-11 mm, 5-6 cuping/lengkuk, hijau mendekati putih, benang sari 5, berwarna putih, ovarium ditutupi rambut panjang, bantalan stigma, buah tunggal berbentuk gelendong hingga bulat (telur), sering berparuh dipuncak, berlilin, halus, kulit (buah) kuning tipis. Daging buah aromatik, lembab atau kering seperti tepung, rasa manis, umumnya setiap buah terdapat 1-5 biji berukuran 1,5-2 cm, berwarna cokelat mengkilap (Morton, 1992:258).

B. Ekologi dan penyebaran
Sawo mentega secara umum dapat tumbuh di iklim tropis dan subtropis, pada ketinggian dibawah 1400 m diatas permukaan laut. Sawo mentega juga dapat bertahan atau mentolerir salju yang singkat, hanya membutuhkan curah hujan sedang dan akan berkembang meskipun musim kemarau panjang, sawo mentega dapat produktif pada tanah yang dianggap terlalu dangkal dan kurang subur untuk sebagian besar pohon lainnya (Morton, 1992:59).
Sawo mentega berasal dari meksiko kemudian menyebar ke negara-negara Amerika tropis lainnya seperti Nikaragua, Panama dan Kuba. Sawo mentega menyebar ke Filipina sekitar tahun 1915 kemudian menyebar ke negara-negara Asia Tenggara (Morton, 1992:258).

Disusun oleh : N. Linda R. D




Minggu, 22 Juni 2014

Tamoksifen dan Vincristine

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Tamoksifen dan Vincristine

Klik gambar untuk zoom in

Interferon alfa dan Metotrexate

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Interferon alfa dan Metotrexate
Klik gambar untuk zoom in

Gimcetabine dan Ifosfamide

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Gimcetabine dan Ifosfamide
klik gambar untuk zoom in

Flutamid dan Gefitinib

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Flutamid dan Gefitinib
klik gambar untuk zoom in

Epirubisin HCl dan Erlotinib

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Epirubisin HCl dan Erlotinib
klik gambar untuk zoom in

Doksorubisina HCl dan Dosetaksel

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Doksorubisina HCl dan Dosetaksel

Klik gambar untuk zoom in

Bleomisina dan Bortezomide

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Bleomisina dan Bortezomide
klik gambar untuk zoom in

Cisplatin dan Etoposide

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Cisplatin dan Etoposid
klik gambar untuk zoom in

Busulfan dan Carboplatin

Dosis, indikasi, Kontraindikasi, Efek samping, Peringatan, Nama dagang, 
Pabrik dan Bentuk sediaan Busulfan dan Carboplatin (Obat Kanker)
klik gambar untuk zoom in

Sabtu, 21 Juni 2014

Skenario Kegiatan Konseling Obat

SKENARIO KONSELING

Pemain:
1.      Dewi Permatasari, S.Farm                    :    Anak pasien 1
2.      Dwinta Haranny, S.Farm                     :    Asisten apoteker
3.      Eka Dyah Wahyu, S. Farm                   :    Dokter
4.      Era Sri Agustin, S. Farm                      :    Pasien 1
5.      Fauzi, S. Farm                                      :    Pasien 2
6.      Fitriana Puspitasari, S. Farm                 :    Apoteker
7.      Gandes Kusuma Ningrum, S. Farm     :    Istri Pasien 2
8.      Hernita Anggraini, S. Farm                  :    Perawat
9.      Hesty Priska Aprina, S. Farm               :    Narator
10.  Ibad Muhammed, S. Farm                   :    Kasir

Naskah:

Disuatu pagi dengan langit berwarna biru cerah tanpa setitik awan, matahari pun mulai memasuki sela-sela  kehangatan  sinarnya diantara kerumunan orang yang sudah berada di depan ruang pendaftaran instalasi rawat jalan rumah sakit sehat medika. Tua, muda, laki-laki dan wanita Nampak beraktivitas disana. Ta
k jarang terlihat pemandangan para pengunjung saling berinteraksi sambil menunggu giliran masuk ke ruang dokter, tidak terkecuali di depan poli jantung RS sehat medika. Seorang ibu setengah baya dengan  nama ibu era (pasien 1), usia kira-kira 65 th di damping anak wanitanya Anak Pasien 1 (anak pasien 1) yg berusia 23 th seperti biasa datang untuk control kondisi jantungnya. Disebelahnya ada seorang bapak yang biasa dipanggil dengan sebutan Pasien 2 (pasien 2) usia 40 th saat itu ditemani istri tercintanya Istri Pasien 2 (istri pasien 2) (30 th). Pasien 2 baru-baru ini saja terkena serangan jantung, kondisinya masih belum stabil itu yang menjadi alasan rani menemaninya kontrol hari ini. Disela waktu tunggu mereka, terjadi sedikit percakapan.
*Setting (ruang tunggu pasien)
Pasien 1                         :    “itu istrinya Pak ?” sambil menunjuk ke wanita di sebelah Pasien 2
Pasien 2                         :    “iya bu, ini istri saya satu-satunya”
Pasien 1                         :    “cantik Pak istrinya , (sambil tersenyum) ”
Istri Pasien 2                 :    “ah ibu bisa aja”
Pasien 2                         :    “iya dong, siapa dulu suaminya. Anak ibu juga cantik.” sambil memberikan senyum tebar pesonanya J
Anak Pasien 1               :    “bapak kontrol jantung?”
Pasien 2                         :    “iya nih, kemarin saya kena serangan. Untung pas serangan disamping saya ada istri saya, langsung d tolongin dan hari ini dibawa kesini. Nyeri banget dadanya”
Istri Pasien 2                 :    ”iya si papah, saya jg panik harus gimana. Dari pada kenapa-kenapa langsung saya bawa aja ke sini naik mobil.”
Pasien 1                         :    ”Ooo, baru pertama kali serangan Pak? Wah udah mesti harus dijaga makanannya. Saya kesini cuma control jantung aja, sama ada keluhan pusing-pusing dikitlah”
Pasien 2                         :    “iya bu, sya suka banget makan jeroan soalnya, sekarng udah diwanti-wanti”
Perawat                         :    “Ny. Era!” perawat berteriak memanggil nama pasien
Anak Pasien 1               :    “mah, giliran mamah. Yuk !” sambil membantu Pasien 1 berdiri
Pasien 1                         :    “wah giliran saya pak, saya dluan ya ”
Pasien 2                         :    menganggukan kepala
Istri Pasien 2                 :    “iya ibu silahkan”

Perawat sudah siap duduk di balik meja dengan tensimeter digenggamannya
Perawat                         :    “ silahkan duduk ibu era, saya tensi dulu ya”
Ny.  Era                        :    “ iya, silahkan Sus”

Perawat sambil mulai menensi ibu era
Perawat                         :    “wah tensinya ko tinggi lagi  y bu? 155/100” sambil menatap ibu era dan melepaskan alat tensinya
Anak Pasien 1               :    “tuh kan mah, jangan-jangan karna kemarin makan duren”
Pasien 1                         :    “masa sih? Ya Allah Dewi, mamah kan cuma nyobain sedikiiiitttt banget”
Perawat                         :    “ mari ibu era, silahkan masuk”
perawat mengantarkan pasien masuk keruangan dokter dan memberikan status pasien pada dokter

*Setting (ruang dokter )
Pasien 1                         :    “permisi dokter Eka”
Dokter                           :    “iy ibu era silahkan masuk, Apa kabar ibu?” (dokter sambil menjabat tangan ibu era)
Pasien 1                         :    “ini dok sya pusing nih, itu td kata susternya tensi saya tinggi dok”
Anak Pasien 1               :    “pengaruh karena makan duren ga si  dok?”
Dokter                           :    “woo? Ibu makan duren? Kapan itu?”
Pasien 1                         :    “kemaren dok, anak saya yg cowok bli duren eh saya kepingin, jd nyobain sedikit aja ko”
Dokter                           :    “hehehe ibu, yasudah ga papa yang kemrn masih termaafkan. Lain kali jangan diulangi ya bu! Ini saya  berikan resep buat penurun darah tingginya, sama pusingnya, lalu ini jg ada obat buat jantungnya ya bu.“ sambil menuliskan resep kemudian memberikannya pada ibu era
Pasien 1                         :    “trima kasih dok, mari.” sambil menyodorkan tangannya mengajak bersalaman
Dokter                           :    “iya ibu sama-sama, semoga lekas sembuh”

*Setting (di depan ruang apotek)
Pasien 1  beserta anaknya menuju ruang apotek
Aa                                 :   “Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?”
Pasien 1                         :    “iya mbak, ini saya mau nebus resep.”
AA                                :    “iya ibu tunggu sebentar yah (melihat resep).”
AA                                :    “bu, ini kok obatnya banyak banget ya? Ini beneran diambil semua ya?” (bertanya kepada apoteker)
Apoteker                       :    “oh ya, ni kayaknya ada yang nggak perlu, tunggu ibu mau konfirmasi dulu ke dokternya, tolong persilahkan pasiennya untuk nunggu dulu yah.”
AA                                :    “iya bu”
AA                                :    “Ny. Era! Ditunggu dulu ya bu, nanti saya panggil lagi”
Anak Pasien 1               :    “iya mbak”

Lalu terjadi percakapan via telepon antara dokter dan apoteker
Dokter                           :    “ya halo, selamat siang. Dengan siapa?”
Apoteker                       :    “saya fitriana dok, dari apotek. Saya mau menanyakan resep pasien Ny. Era. Disini dokter menuliskan ada aspar K, furosemid dan captopril
Dokter                           :    “iya, trus knapa ya?
Apoteker                       : “disini ada interaksi antara aspar K dan captopril bisa menyebkan hiperkalemia dok, apa sebaiknya aspar K nya d tiadakan?
Dokter                           :    “oh gitu, yaudah  ga pa2. jadi yang dipake Cuma furosemid sama captopril tanpa aspar k ya bu.”
Apoteker                       :    “iya dok, begitu. Ya terima kasih dok. Selamat siang”
Dokter                           :    “Siang.”

Apoteker pun menutup sambungan telponnya dengan dokter
Apoteker                       :    “Rani, ini kamu hitung dan buatkan kecuali Aspark-nya yah. Nanti tolong informasikan kepada Ny. Era untuk masuk k ruang konseling ya
Asisten Apoteker          :    “iya bu” kemudian menuju kasir untuk menghitung harga resep “ini tolong dihitung harganya ya”
Kasir                             :    “oke”
Kasir                             :    “Mbak, ini harganya” (sambil menyerahkan harga obat ke AA)
AA                                :    (memanggil Ny. Era) “ibu ini harga obatnya Rp 137.000,- di tebus semua atau bagaiman?
Pasien 1                         :    “iya mbak, saya ambil semua”
AA                                :   “silahkan ibu bayar di kasir” sambil menunjuk ke arah kasir
Pasien 1                         :    “pak, saya mau bayar obatnya”
Kasir                             :    “jumlahnya Rp 137.000,-“
Pasien 1 menyodorkan uang kepada kasir sesuai dengan jumlah yang disebutkan.
Diruang tunggu apotek Pasien 1 menunggu resep obatnya dipersiapkan. Di sela-sela menunggu obat.
Asisten Apoteker          :    “Ibu Era!!!”  
Pasien 1                         :    “iya, saya bu” sambil menghampiri asisten apoteker
Asisten Apoteker          :    “ibu mari ikut saya ke ruangan konseling untuk bertemu apotekernya

*setting (di dalam ruang konseling)
Apoteker                       : “ slamat siang ibu, silahkan duduk” sambil menjabat tangan pasien
Pasien 1                         : “ trimakasih bu
Apoteker                       : “ibu Era, apa kabar?”
Pasien 1                         : “alhmdulillah baik bu”
Apoteker                       : “ ini yang disebelah ibu anakny?”
Anak Pasien 1               : “ iya bu, saya anaknya”
Apoteker                       : “perkenalkan nama saya Fitriana, sya seorang apoteker. Saya mengajak ibu kesini ingin menginformasikan tentang obat yang akan ibu terima. Sebelumnya saya mau tanya tadi ibu keluhannya apa ?”
Pasien 1                         :  “cma pusing-pusing aja nih, sama badan rasanya pegel-pegel”
Apoteker                       : “ tensinya tadi berapa bu?”
Pasien 1                         : “tensi saya 155/100”
 Apoteker                      : “wah cukup tinggi juga ya, tadi dokter bilang apa tentang obat ibu?”
Pasien                             : “tadi dokter bilang saya di kasih obat buat nurunin tekanan darahnya,obat jantungnya seperti biasa, trus dikasih obat pusing sama obat nyerinya
Apoteker                       : “ lalu dokter menjelaskan ga cara minum obatnya seperti apa?”
Pasien 1                         :“tadi si dibilang untuk obat jantungnya diminum sekali sehari setengah tablet aja, sama obat darah tingginya dikasih buat sebulan.
Apoteker                       : “setelah minum obat ini, dokter bilang apa mengenai efek yang akan muncul? Atau harapan setelah minum obat ini gmna bu?
Pasien 1                         : “yah, dokternya ga bilang apa-apa tu bu. Cuma bilang semoga lekas sembuh
Apoteker                       : “oh ga bilang ya bu. Sebelumnya apakah ibu era jg sambil mengkonsumsi obat lain selain obat dari dokter ini?”
Pasien 1                         : “ tidak bu”
Apoteker                       : “okey jadi gini ibu, dsini ibu di resepkan obat untuk penurun tekanan darahnya ada captopril, ibu minum sehari 2 kali berarti di selang pemberiannya setiap 12 jam. Sebaiknya ibu minum pada saat lambung kosong karena obat akan lebih mudah diserap dan cepat menimbulkan efek menurunkan tekanan darah. Bisa diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Tapi ibu, juga harus rutin control tensi darahnya ya untuk mengetahui gmna kondisi tekanan darah ibu selanjutnya setelah minum obat ini. Kemudian ini di berikan lanamolnama generiknya paracetamol fungsinya untuk meredakan sakit kepala atau pusingnya, ini ibu minum 3 kali sehari, berarti cara minumnya diberi jarak selama 8 jam, diminum setelah makan, jika keluhan pusingnya sudah hilang bisa ibu hentikan. Selanjunya ada digoxin, ini fungsinya untuk obat jantungnya, ibu minum obat ini setengah tablet tiap pagi, sebaiknya jarak minumnya selama 24 jam, jika ibu minum pagi ini jam 7 besok ibu jg minum jam 7 pagi untuk mempertahankan kadar terapi obat didalam darah.lalu diberikan gratheos nama generiknya natrium diklofenak, obat ini dimaksudkan untuk mengatasi keluhan nyeri-nyeri pada sendi ibu, obat ini jg harus diminum setelah makan untuk meminimalisir efek sampingnya yang dapat mengganngu saluran pencernaan. Diminum 2 kali sehari berarti di selang setiap 12 jam. Selanjutnya ini diberikan furosemid, obat ini memiliki efek samping buang-buang air kecil, jadi sebaiknya ibu minum obat ini dipagi hari agar tidak mengganggu istirahat ibu bila minum dimalam hari.  Obat ini diminum sekali sehari setengah tablet pagi hari ya bu. Cara penyimpanan obat ini sebaiknya disimpan d tempat yang kering, dan terlindung dari cahaya matahari langsung untuk menghindari kerusakan obat.
Apoteker                       : “bagaimana bu era, apakah sudah paham dengan penjelasan saya? Atau ada yang masih ingin ditanyakan?”
Pasien 1                         : “iya paham bu, cma saya mw tanya bu, kalau saya lupa minum obat gmana dong?”
Anak Pasien 1               : “iya bu, si mamah udah mulai sering lupa. Apakah kalau obatnya lupa diminum, trus harus diminum berikutnya jadi double atau bagaimana? Efeknya apa klo sampai lupa minum?”
Apoteker                       : “iya, jadi kalau ibu sampai lupa minum obat pada satu waktu, ibu tidak perlu meminum obat double, cukup ibu lanjutkan saja obatnya. Karena kalau ibu minum double dosis yang ibu minum akan berlebih dan bisa berbahaya”. “ nah, kalau efeknya apa bila sampai lupa minum obat, untuk obat penurun tekanan darah, akibatnya tensi ibu akan naik turun dan kurang stabil, jadi sebaiknya ibu rutin minum obat ini dan rutin di control tekanan darahnya”.
Pasien 1                         : “tapi kalau saya minum obat captoril ini, kadang suka batuk-batuk”
Apoteker                       : “ memang obat captopril ini efek sampingnya menyebabkan batuk, jika ibu mengalami batuk ibu bisa minum ari putih yang banyakuntuk mengurangi keluhannya, jadi jangan sampai tidak diminum obatnya,namun bilamemang sudah sangat mengganggu coba ibu  konsulkan kembali kedokter, mungkin dokter akan punya pertimbangan lain, bisa diganti dengan obat lain atau ditambah obat lain untuk mengatasi keluhan ibu.
Pasien 1                         : “Ooo, gitu ya bu”
Apoteker                       : “apakah sudah jelas bu? Atau ada yang ingin ditanyakan kembali?”
Anak Pasien 1               : “pantangannya apa aja bu yang ga boleh dimakan untuk kondisi seperti ibu saya?”
Apoteker                       : “ya sebaiknya dikurangi makanan yang asin-asin, hindari stress atau banyak pikiran, hindari beraktivitas yang terlalu berat. Dan makanan apa saja yang sebaiknya ibu makan untuk lebih jelasnya mungkin ibu bisa konsultasi ke bagian ahli gizi”
Anak Pasien 1               : “ ohh,  iy bu. Saya paham.”
Apoteker                       : “ apakah  masih ada yang ingin dsampaikan lagi mengenai masalah obat ini bu?
Pasien 1                         : “tidak bu, saya sudah cukup paham”
Apoteker                       : “ klo sudah paham, coba ibu ulang kembali cara minum obat yang sudah saya jelaskan”
Pasien 1                         : “ ini captopril, diminum sehari 2 kali berarti di selang pemberiannya setiap 12 jam. Sebaiknya diminum pada saat lambung kosong karena obat akan lebih mudah diserap dan cepat menimbulkan efek menurunkan tekanan darah. Bisa diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Tapi saya juga harus rutin control tensi darahnya ya untuk mengetahui gmna kondisi tekanan darah saya selanjutnya setelah minum obat ini. Kemudian ini di berikan lanamol nama generiknya paracetamol fungsinya untuk meredakan sakit kepala atau pusingnya, ini diminum 3 kali sehari, berarti cara minumnya diberi jarak selama 8 jam, diminum setelah makan, jika keluhan pusingnya sudah hilang bisa dihentikan. Selanjunya ada digoxin, ini fungsinya untuk obat jantungnya, diminum obat ini setengah tablet tiap pagisetelah makan, sebaiknya jarak minumnya selama 24 jam, jika saya  minum pagi ini jam 7 besok saya jg minum jam 7 pagi untuk mempertahankan kadar terapi obat didalam darah.lalu diberikan gratheos nama generiknya natrium diklofenak, obat ini dimaksudkan untuk mengatasi keluhan nyeri-nyeri sendi, obat ini juga harus diminum setelah makan untuk meminimalisir efek sampingnya yang dapat mengganngu saluran pencernaan. Diminum 2 kali sehari berarti di selang setiap 12 jam. Selanjutnya ini diberikan furosemid, obat ini memiliki efek samping buang-buang air kecil, jadi sebaiknya diminum obat ini dipagi hari agar tidak mengganggu istirahat saya bila minum dimalam hari.  Jadi  obat ini diminum sekali sehari setengah tablet pagi hari . Cara penyimpanan obat ini sebaiknya disimpan d tempat yang kering, dan terlindung dari cahaya matahari langsung untuk menghindari kerusakan obat.
Apoteker                    : “ iya sudah benar bu, apa ada yang ingin ditanyakan kembali? Jika sudah cukup jelas saya akhiri saja konseling ini. Trimakasih atas waktunya, smga lekas sembuh ya bu” (sambil menjabat tangan Pasien 1 dan Anak Pasien 1)
Pasien 1                       : “iya trimakasih bu” (sambil melangkah keluar ruang konseling”
            Pasien 1 dan Anak Pasien 1 meninggalkan ruangan konseling dengan membawa obat ditangannya. Hari ini mereka mendapatkan informasi yang lebih mengenai obat yang akan di konsumsinya. Pasien 1 dan Anak Pasien 1 pun meninggalkan RS Sehat medika menuju kembali ke rumah.

**** sekian****

NB: para pemain bisa berimprofisasi namun tidak keluar dari alur cerita